I. SEKILAS PULAU PANJANG
Batas-batas Pulau Panjang meliputi :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Karimun Jawa
- Sebelah Selatan dan barat berbatasan dengan Jepara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa
Pulau panjang pertama kali ditemukan oleh Syekh Abu
Bakar Bin Yahya Ba’alami, merupakan tujuan wisata yang menarik yang dikunjungi
bukan saja bagi kaum muda tapi juga untuk keluarga. Pantai yang oleh mendiang
katini disebut sebagai Kleine Scheveninge ini berpermukaan datar, berombak
tenang serta memiliki pasir yang lembut. Menuju Pulau Panjang yang berjarak 15
km dari pantai Kartini dapat ditempuh dengan perahu wisata yang tersedia di
tepi laut yang siap mengantar pengunjung baik untuk keberangkatan maupun
penjemputan.
Pulau Panjang merupakan pulau
kecil dengan luas 7 hektar dan didalamnya hanya dipenuhi oleh pohon-pohon liar.
Pulau panjang merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Pulau Panjang memilki
sumberdaya air tawar terbatas atau tidak ada, serta peka dan rentan terhadap
pengaruh luar misalnya badai, tsunamai, penambangan pasir atau karang, dan
pencemaran. Pulau Panjang
adalah satu dari 29 pulau-pulau kecil di perairan Jepara. Sebanyak 27 pulau
kecil diantaranya ada di perairan Karimunjawa. Dua pulau lainnya yang dekat
dengan daratan Jepara adalah pulau Bokor dan pulau Mandalika.
II. POTENSI DAN PERMASALAHAN
2.1. Potensi – potensi di Pulau Panjang
Pulau
Panjang yang terletak dua mil arah barat Pantai Kartini Jepara ini memiliki potensi pariwisata yang
sangat indah, Pulau Panjang selama ini menjadi daya
pikat atau menjadi "menu plus" bagi wisatawan yang mengunjungi Pantai
Kartini. Dengan biaya Rp 6.000 untuk ongkos perahu mesin, orang bisa mengarungi
pulau tersebut untuk memancing atau sekadar melihat-lihat pemandangan. Pulau Panjang terdapat sebuah makam yang
dikramatkan oleh penduduk sekitar. Ini merupakan salah satu potensi yang
menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau panjang. Selain itu masih
banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dari pulau tersebut, misalnya watching
bird, diving, snorkeling, tempat penelitian bagi para peneliti.
Potensi-Potensi wisata yang
dapat di kembangkan di Pulau Panjang yaitu:
a. Makam
Makam yang berada
di Pulau Panjang merupakan salah satu potensi Pariwisata yang bisa dikembangkan
di Pulau Panjang. Makam ini dianggap keramat oleh penduduk sekitar. Penduduk
mendatangi makam ini pada waktu tertentu seperti bulan suro. Pada saat inilah
penduduk banyak mengunjungi Pulau Panjang untuk melakukan ritual khusus. Menurut penduduk sekitar makam itu dianggap membawa
berkah bagi mereka. Ini merupakan salah satu potensi yang menarik para
wisatawan untuk berkunjung ke Pulau panjang. Wisatawan hanya mengunjungi makam
pada hari-hari tertentu saja, sehingga Pulau Panjang pada hari biasa tidak
terlalu ramai.
b. Diving
Pulau panjang
dikenal memiliki terumbu karang yang sangat bagus bagi pecinta diving. Terdapat
berbagi jenis dan bentuk terumbu karang. Adanya terumbu karang di Pulau Panjang
digunakan oleh berbagi jenis ikan karang yang dikenal memiliki warna yang cerah
dan bentuk yang unik. Namun kekayaan
terumbu karang tersebut oleh pemda Jepara belum ada penanganan secara khusus.
Sehingga kerusakan yang terjadi semakin meluas dan menyebabkan potensi dari
terumbu karang tersebut sudah tidak produktif lagi.
Untuk melakukan
diving, para pengunjung harus membawa peralatan sendiri karena disana tidak
disediakan peralatan untuk diving. Biasanya orang-orang yang melakukan diving
disana adalah para peneliti atau pecinta alam yang aktif melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu seperti kelompok studi diving juga dapat
menginspirasikannya disana.
c.
Watching
Bird
Banyaknya pepohonan di Pulau Panjang
membuat berbagai jenis burung menjadikannya sebagai habitat dan tempat
berlindung. Selain itu banyaknya pepohonan juga dapat dijadikan sebagai tempat
untuk mencari makan bagi burung dan hewan lainnya.
2.2. Permasalahan yang terjadi di Pulau Panjang
Pulau yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata itu kini kondisinya
mengkhawatirkan, menyusul rusaknya ekosistem pantai dan daratan pulau. Abrasi yang menggerus
Pulau Panjang ternyata sangat memprihatinkan. Selama 30 tahun, pulau tak
berpenghuni yang terletak di 1,5 km barat Pantai Kartini Jepara itu terindikasi
hilang sekitar separo dari luas semula. Jika pada 1952
luas pulau masih sekitar 60 hektare, pada 1982 tinggal 30 hektare.
Abrasi cukup parah terlihat di garis pantai
pulau bagian barat dan selatan yang menghadap langsung ke Laut Jawa. Kini garis pantai di sebelah barat hampir
seluruhnya terkena abrasi. Di beberapa titik memang masih terlihat pasir putih,
meski sangat tipis. Namun kebanyakan garis pantai itu menggerong dan terus
memakan daratan. Hampir tiap bulan bisa diukur tanah pulau yang terkena abrasi.
Mungkin ada 10-20 cm. Saat musim barat ketika ombak laut besar, pengikisan
garis pantai berkarang dan berpasir putih terlihat jelas. Ceruk di beberapa titik garis
pantai pulau itu mengindikasikan secara jelas terjadinya pengikisan dari waktu
ke waktu.
Hal
itu diperparah dengan kondisi semakin berkurangnya pohon-pohon penyangga di
bibir pantai. Ratusan pohon pinus yang dahulu terlihat di tengah pulau, kini
terletak hanya beberapa meter dari garis pantai. Yang ironis, pohon-pohon
tersebut banyak yang sudah meranggas dan tak bisa diharapkan kehidupannya. Yang
masih terlihat di sepanjang bibir pantai adalah semak-semak belukar berukuran
kecil tak teratur dan tak cukup kuat menahan ancaman abrasi dan beberapa pohon
kelapa.
Kondisi pulau Panjang saat ini keindahan ekosistem daratan nyaris hilang.
Ratusan pohon cemara dan randu sebagian besar sudah meranggas tanpa daun,
bahkan banyak yang sudah kering dan mati. Hal itu bisa menyebabkan populasi
ribuan burung bangau dan elang yang bersarang di pohon-pohon tersebut terancam.
Saat ini sarang-sarang burung itu hanya tersangkut di
dahan-dahan dan ranting-ranting pohon yang mengering sehingga tampak jelas dari
bawah. Burung-burung pun yang tanpa pelindung dedaunan sepertinya tak lagi
nyaman karena terusik lalu-lalang para pengunjung. Banyaknya
daun-daun yang berguguran
pada pulau panjang juga menjadi masalah karena dapat
mengakibatkan pemandangan pulau menjadi tidak sedap dan kotor, serta dapat
mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Perairan pulau panjang
memiliki karang hidup sekitar 40 % dan karang mati sekitar 60 %. Hasil survey
lapangan dengan menggunakan metode coral reef check diketahui bahwa keadaan
terumbu karang perairan pulau panjang dalam kondisi kurang. Hal ini disebabkan
oleh kerusakan alami seperti adanya bencana alam dan akibat ulah manusia
seperti adanya penambangan karang yang digunakan sebagai hiasan dan bahan
bangunan. Serta kurangnya perhatian PEMDA setempat pada ekosistem terumbu karang.
Keterbatasan transportasi merupakan salah satu isu yang terjadi di Pulau Panjang. Kebanyakan
pulau-pulau kecil memiliki masalah transportasi eksternal yang serius. Pada
pulau-pulau yang bergugus sering mengalami masalah dalam mempertahankan
pelayanan transport dengan kawasan lain, misalnya pulau panjang tidak
menyediakan saran transportasi menuju ke lokasi pada hari-hari biasa.
Pulau panjang memiliki karakteristik yang sama dengan
pulau-pulau kecil lainnya yaitu memiliki keterbatasan persediaaan sumberdaya
air tawar. Pembangunan yang berkelanjutan. Pulau kecil tidak mampu mengabsorbsi dampak lingkungan dibandingkan
dengan pulau besar (continent), seperti adanya abrasi yang menyebabkan
penyempitan daerah pulau. Oleh karena itu pemahaman dan implementasi strategi pembangunan
yang berkelanjutan merupakan tantangan utama bagi masyarakat pulau.
2.3. Pemecahan
masalah yang ada di Pulau Panjang
Masalah-masalah yang ada di Pulau panjang perlu
dicari suatu solusi agar dapat menyelesaikan segala masalah yang ada. Salah satu
masalah yang paling dominan di pulau panjang adalah terjadinya abrasi pantai,
yang mengurangi jumlah daratan pulau panjang. Abrasi pantai ini dapat di atasi
dengan jalan melakukan reklamasi pantai, pembuatan tanggul di sepanjang pantai,
dan dapat juga dilakukan dengan cara penanaman atau penghijauan dengan cara menanam pohon mangrove di sekeliling pulau. Penghijauan
untuk mencegah abrasi itu diharapkan dapat mengurangi abrasi pantai yang besar.
Selain abrasi pantai permasalahan yang timbul di pulau
panjang ini adalah rusaknya sekitar 60 % ekosistem terumbu karang. Ini disebabkan kurangnya perhatian dan
penanganan secara khusus dari PEMDA setempat. Sebenarnya masalah kerusakan
terumbu karang ini dapat diatasi dengan jalan melakukan transplantasi terumbu karang
seperti yang telah dilakuakan dibeberapa daerah .
Tujuan dari transplantasi terumbu karang ini yaitu
:
1.
Mempercepat regenerasi terumbu
karang.
2.
Memperbaiki daerah terumbu
karang yang rusak
3.
Melapisi bangunan-bangunan
bawah laut agar lebih kokoh.
4.
Meningkatkan kelimpahan spesies
karang.
Permasalahan yang
ada di pulau panjang selain terjadinya abrasi juga banyaknya pohon-pohon yang
daunnya sudah mongering, dimana rimbunnya pohon ini digunakan oleh burung
sebagai habitat hidup yang menjadi salah satu daya tarik pengunjung pulau
Panjang. Kerusakan ekosistem hutan ini akan mengakibatkan hilangnya habitat
hidup burung dan mengurangi potensi yang ada di pulau panjang sebagai watching
bird. Masalah kerusakan ekosistem hutan ini bisa diatasi dengan cara reboisasi
atau penanaman hutan kembali, serta membuat peraturan tentang pelarangan
penebangan pohon secara liar. Adanya abrasi juga mengakibatkan terendamnya
beberapa pohon, sehingga pohon tidak dapat tumbuh dengan baik.
Keterbatasan
transportasi dapat diatasi dengan jalan menambah armada kapal, dengan
konsekuensi ada seorang investor dan keikutsertaan PEMDA setempat untuk
membantu kelancaran program tersebut. Serta perbaikan armada-armada kapal untuk
mrnjaga keselamatan para penumpang kapal.
III. ANALISA
3.1.
Analisis Masalah
Setelah dilakukan identifikasi potensi dan masalah pada
pulau Panjang dapat diketahui banyak terdapat masalah-masalah yang dihadapi
dalam pengelolaan pulau Panjang sebagai tempat wisata bahari. Potensi pulau
panjang sebagai tempat wisata bahari meliputi diving, watching bird, dimana
kita tahu bahwa permasalahan utama yang
terjadi di pulau panjang adalah kerusakan terumbu karang , rusaknya ekosistem
hutan serta terjadinya abrasi. Sehingga kawasan ini sudah tidak dapat
dikembangkan sebagai tempat wisata bahari. Banyaknya para penebang pohon dan
para pemburu burung-burung menyebabkan potensi pulau panjang sebagai daerah
watching bird tidak dapat diteruskan lagi, karena ekosistem burung di tempat
tersebut sudah mulai punah. Dalam pengelolaan pulau-pulau kecil sebagai wisata
bahari perlu adanya sarana dan prasarana yang harus disediakan seperti,
penginapan, air tawar yang mencukupi. Padahal kita tahu sendiri bahwa pulau
panjang merupakan pulau kecil yang tidak berpenghuni dan memiliki keterbatasan
dalam air tawar. Sehingga pulau panjang tidak dapat dibangun sarana seperti
penginapan / resort. Selain kurang tersedianya air tawar, luas wilayah pulau
panjang tidak mencukupi untuk dibangunnya sarana prasarana untuk wisata bahari.
Kurangnya modal dalam pengembangan pulau Panjang juga mengakibatkan
terhambatnya pembangunan sektor wisata bahari di pulau Panjang.
3.2. Perencanaan pengelolaan pulau Panjang
Pengelolaan berkelanjutan untuk kelestarian di pulau
panjang yang diandalkan dari potensi wisata, sekarang ini sudah tidak cocok
lagi untuk dilanjutkan fungsinya sebagai tempat wiasata seperti yang
direncanakan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena potensi-potensi tersebut
sudah mulai rusak dan tidak dapat dapat dijadikan andalan sebagai tempat wisata
lagi.
Tindakan yang dapat direalisasikan demi keberlanjutan
kelestarian Pulau Panjang ini dapat ditempuh dengan jalan, pertama harus ada
kerja sama dengan PEMDA setempat untuk membuat suatu perencanaan pengelolaan
berkelanjutan di Pulau
Panjang. Pengelolaan berkelanjutan itu meliputi:
1.
Dibuatnya suatu peraturan untuk
tidak merusak baik secara langsung maupun tidak langsung semua yang ada di
Pulau Panjang. Peraturan tersebut mengikat bagi siapa saja yang berkunjung ke
Pulau Panjang atau siapa saja yang melakukan kegiatan disana.
2.
Dibentuknya suatu tim pengelola
Pulau Panjang agar kesadaran untuk mempertahankan kelestarian pulau tersebut
muncul.
3.
Pengadaan
reboisasi, transplantasi karang, dan kerja bakti dalam arti luas untuk
memulihkan potensi dari Pulau Panjang.
Hal-hal tersebut diharapkan
dapat dijadikan sebagai suatu langkah awal untuk memperbaiki keruskan-kerusakan
yang menghilangkan potensi dari Pulau Panjang. Untuk sementara waktu guna
membenahi tempat tersebut sebagai daerah wisata yaitu dengan jalan menaglihakan
daerah tersebut sebagai daerah
perlindungan bagi biota disana untuk sementara waktu. Diharapkan
dengan langkah tersebut dapat menambah kelestarian pulau tersebut selain
sebagai daerah wisata.
Pulau panjang masih memiliki banyak potensi-potensi lain
yang bisa dikembangkan lagi seperti adanya makam yang menarik para wisatawan
untuk datang berkunjung ke pulau panjang. Selain itu wisata yang bisa dikembangkan
adalah pemandangannya yang indah di pinggir pantai serta menikmati hembusan
angin yang segar. Wisatawan yang datang ke Pulau panjang untuk berziarah ke
makam kebanyakan merupakan penduduk sekitar maupun masyarakat luar daerah.
Wisatawan ini berkunjung pada hari tertentu saja seperti bulan suro. Pada saat
lebaran kupatan tiba, di Pulau panjang banyak sekali orang berjualan, ada yang
menjual ikan segar, nasi, gorengan, dan berbagai makan lainnya. Sambil makan
kita bisa bersantai bersama keluarga di tepi pantai yang cukup bersih bahkan
sambil mandi di tepi pantai pulau panjang.
Sebetulnya tak hanya di hari lebaran pulau ini
dikunjungi oleh para wistawan, namun hari-hari biasa terutama hari sabtu dan
minggu juga rame oleh pengunjung. Ternyata disaat lebaran pengunjung yang
datang tidak hanya dari daerah jepara tetapi masyarakat dari kabupaten sekitar
juga banyak berdatangan untuk melakukan tradisi kupatan. Kegiatan tersebut bisa
dikembangkan lebih lanjut selain sebagai suatu tradisi juga dapat dijadikan
sebagai sarana wisata keluarga.
-dari berbagai sumber-


Penjelasa informasi tentang makam tolong di perbaiki ya